Sejumlah Darah di Indonesia Siaga 1 Untuk Menghadapi Banjir

Siaga 1 Untuk Menghadapi Banjir  – Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa barat menyebutkan ada 7 daerah yang terancam banjir, hal ini BPBD menghimbau kepada masyarakat untuk saling bergotong royong aja mengantisipasikan jika terjadinya bencana banjir.

Siaga 1 Untuk Menghadapi Banjir

Siaga 1 Untuk Menghadapi Banjir

Informasi yang diberikan BMKG status levelnya siaga, dikarenakan memang berdasarkan informasi yang disampaikan BMKG status levelnya siaga, karena memang bedasarkan informasi yang di sampaikan BMKG. Ada satu perubahan iklim yang membuat potensi awal musim hujan lebih maju dari ,perkiraan.

Akibat dari perubahan iklim ini banyak dari berbagai daerah sampai dibelahan Dunia mendapatkan dampak dari perubahan iklim tersebut. Hadi mengatakan, status siaga banjir itu berlaju dari 13-15 september 2021. status itu muncuk karena awal musim hujan yang datang lebih cepat.

“seharusnya dibulan september masih di musim kemarau akan tetapi karna adanya perubahan iklim dan hujan yang terjadi lebih cepat dan kondisi hujan juga semakin tidak bisa di prediksi lagi di masa depan, ada beberapa daerah yang memiliki curah hujan yang berada di atas normal.

Sebab itu BMKG menghimbau kepada kepala daerah untuk tetap waspada dan mengantisipasi terhadap bencana ini, lokasi yang menjadi titik paling rawan adalah di 7 kota Indonesia yaitu :

Sukabumi
tasikmalaya
indramayu
bekasi
karawang
bogor
bandung raya

Ini adalah kota yang di tetapkan BMKG sebagai level siaga banjir menyusul adanya prediksi cuaca ekstream yang a kan terjadi diprovinsi tersebut. ada 4 provinsi yang tetapkan siaga banjir, yakin DKI jakarta, banten, jawa barat, dan jawa timur.

Sebelumnya, BMKG menetapkan level siaga banjir menyusul adanya prediksi cuaca ekstrem yang terjadi diprovinsi tersebut, DKI juga termasuk untuk siaga banju nantinya.

Guswanto memaparkan cuaca ektream tersebut terjadi akibat mulai aktifsejumlah fenomena dinamika atmosfer, potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas disekitar wilayah aktif yang di lewati.

Selain itu, Guswanto menyebut pertemuan kecepatan angin mengakibatkan potensi pertumbuhan awan hujan diwilayah Indonesia. Kemudia suhu muka laut yang masih hangat hingga tingginya kelembapan udara juga mendukung fenomena cuaca ekstem yang dipreksikan di wilayah Indonesia.