Kisah Mencekam Likuifaksi Tanah di Palu
Kisah Mencekam Likuifaksi Tanah di Palu – Ketika melihat ke depan hanya ada puing-puing dan tempat berantakan di sepanjang mata memandang. Itulah yang terjadi di daerah Petobo dan Balaroa yang terkena gempa bumi serta dibolak-bolakan oleh fenomena lumpur bergerak. Semuanya menjadi hilang hanya dalam hitungan detik saja. Padahal sebelumnya ada banyak bangunan kokoh berdiri tegap. Puing-puing bangunan yang terhampar di lahan luas ini akan menjadi saksi bisu fenomena alam yang mengerikan pada Jumat, September 2018 lalu. Namanya adalah likuifaksi atau bahasa mudahnya pembuburan tanah.
Pada 28 Oktober 2018, tepat sebulan usai bencana ini, jurnalis Kongkow berkesempatan menyaksikan kondisi terkini dari Balaroa. Ada pria setinggi 165 cm berdiri dengan pandangan lurus ke arah sebuah lokasi reruntuhan yang sudah rata Judi Slot Online dengan tanah. Tangannya membawa satu paket bahan pangan. Pria bernama Ucup ini sesekali jongkok, kemudian berdiri lagi.
Rupanya Ucup tengah melihat-lihat bekas rumah dan bengkel motornya yang sudah hancur tak bersisa. Dengan suara sedikit bergetar, Ucup mulai menceritakan bagaimana mencekamnya peristiwa pada akhir September itu.
Tanah Berputar Seperti Diblender
Sebelum kejadian ini, Palu memang beberapa hari diguncang oleh gempa. Tapi, dampaknya tidak tidak sampai merusak tempat slot resmi di sekitar itu. Sore itu, Irfan sedang membereskan bengkelnya. Dia tengah bersiap untuk menutup tempat usahanya itu. Tiba-tiba, saja terjadi gempa dahsyat. Tiang listrik di depan bengkelnya pun sampai bergoyang dan rubuh. Tanpa pikir panjang, dia langsung menggendong anaknya dan berteriak memanggil istrinya untuk segera menyelamatkan diri. Setelah beberapa kali terjadi guncangan, Ucup menyaksikan secara langsung rumah-rumah yang ada di hadapannya berputar dan saling bertabrakan.
” Tanah itu berputar layaknya diblender, kita cuma bisa diam saja melihat kejadian itu”.
Teringat Anak Sulung yang Bermain Sepeda
Peristiwa itu terjadi sangat cepat kata Ucup, mulai sejak awal azan Maghrib hingga berakhirnya azan, tanah yang awalnya berputar sekarang jadi menyedot semua yang ada di atasnya. Ketika itu, banyak warga yang lari ke lapangan pada area perumahan. Tapi, rupanya tanah di lapangan itu menjadi seperti bubur. Sehingga menelan banyak sekali korban jiwa, setelah likuifaksi berakhir, Ucup jadi teringat anak sulungnya yang kala itu tengah bermain judi online sepeda di kawasan perumahan Balaroa. Langsung saja pada abis itu dia pergi untuk mencari anaknya yang hiilang. Ternyata anaknya itu berhasil ditemukan dalam keadaan selamat meski sudah terluka-luka.