Ini 3 Bencana Alam Paling Banyak Memakan Korban dalam Sejarah Dunia

Dalam sejarah dunia mencatatkan bahwa, ada berbagai macam peristiwa atau fenomena alam yang sudah poernah terjadi di bumi kita tercinta ini. Mulai dari peristiwa yang sangat aneh, peristiwa bencana alam, wabah pandemik hingga menjadi endemik, sampai ledakan yang sangat misterius yang terjadi di Siberia yang mampu mengubah keadaa iklim.

Dikutip dari berbagai sumber terbik dalam sejarah dunia, Ini 3 Bencana Alam Paling Banyak Memakan Korban dalam Sejarah Dunia. Simak penjelasannya!

Selama Satu Tahun Penuh Tidak Ada Musim Panas

Pada tahun 1815 silam, Gunung Tambora yang terletak di Nusa Tenggara Barat, Indonesia meletus, yang letusannya menjadi letusan gunung berapi terkuat dan terdashyat di dunia dalam catatan sejarah.

Ledakan itu mengakibatkan tewasnya puluhan hingga ratusan ribu manusia di kawasan Asia Tenggara dan membuat awan abu raksasa di atas awan bagian stratosfer.

Pada saat awan menyebar ke seluruh dunia, cahaya matahari menjadi terhalang, sehingga mendinginkan suhu sekitar 3 derajat dan menyebabkan distorsi cuaca dalam skala yang sangat besar hingga pada tahun berikutnya.

Ledakan yang sangat dahsyat yang disebabkan oleh letusan Gunung Tambora tersebut memberikan efek yang mengubah sebuah ekologi di Teluk Benggala, India yang kini sedang memperbaiki perekonomian mereka melalui Slot777 Gacor, dan memunculkan jenis kolera baru yang membuat tewas hingga jutaan orang di sekitar ledakan tersebut.

Daerah benua Eropa mengalami hujan yang begitu lebat dan cuaca dingin yang terus-menerus sehingga menyebabkan bencana kelaparan yang menyebar luas hingga mendorong para warga sipil untuk membuat kerusuhan.

Selain di Eropa, yang mengalami dampaknya juga terjadi di daerah Amerika Serikat. Hujan salju lebat turun di beberapa negara bagian di benua tersebut, membunuh tanaman dan membuat kemerosotan ekonomi pada negara terdampak.

Gangguan cuaca memiliki beberapa efek samping yang tidak biasa, seperti di Swiss, cuaca mendung dan hujan terus-menerus pada 1816, memaksa penulis Mary Shelley melewatkan musim panas di dalam ruangan. Dia menghibur dirinya sendiri dengan menulis novel horor terkenal “Frankenstein”.

Baca Lain ↓↓↓

Akibat Cuaca Ekstrem, Ratusan Burung Pipit mati di Cirebon

Peristiwa CARRINGTON 1859

Pada akhir bulan Agustus dan awal bulan September 1859, suar matahi terjadi. Tercatat pada waktu itu, Planet Bumi diserang badai matahari terbesar sepanjang sejarah yang pernah ada.

Suar matahari terjadi karena akibat energi magnet yang terpendam di dalam permukaan matahari dilepaskan dalam ledakan radiasi serta partikel-partikel yang bermuatan.

Ledakan yang dihasilkan setara dengan kekuatan jutaan bom hidrogen dan angin matahari yang mereka ciptakan memiliki kemampuan untuk merusak lapisan atmosfer bumi.

Kemudian, disebut “Peristiwa Carrington“, karena untuk astronom Inggris, Richard Carrington, membuat langit bersinar dengan aurora multi-warna yang berkilauan sampai ke selatan sampai Hawaii.

Tahun Belalang 1874 

Tahun Belalang 1874

Wabah Belalang yang merusak segala jenis tanaman yang ada merupakan kejadian umum yang terjadi di perbatasan Amerika pada akhir abad ke-19. Namun, yang paling terburuk terjadi di great Plains pada musim panas 1874.

Musim semi yang kering dan gersang telah menciptakan kondisi yang sangat sempurna untuk para belalang di Pegunungan Rocky berkembang biak dengan bertelur dalam jumlah yang sangat banyak.

Jumlah triliunan ekor dari mereka kemudian menetas dan mengepung daerah Nebraska, Kansas, Dakotas, Lowa, damn juga beberapa negara bagian lainnya.

Ada beberapa saksi mata yang menyebutkan bahwa belalang-belalang tersebut terbang dan membentuk seperti awan besar yang sangat tebal sehingga menutupi dan menghalangi cahaya matahari selama beberapa jam lamanya.

Ketika mendarat, para belalang itu melahap seluruh jenis tanaman yang tumbuh, tumbuh-tumbuhan lokal, dan juga pakaian di punggung orang.

“Seluruh udara dipenuhi oleh belalang-belalang tersebut, mereka menyerang rumah-rumah, mengerumuni jendela, menutupi kereta, mobil, dan kendaraan lainnya yang melintas. Seolah-olah mereka datang dikirim untuk menghancurkan,” tulis media tersebar di Amerika Serikat.

Banyak orang yang mencoba melawannya dengan membakarnya menggunakan senapan angin, api, dan juga meledakkan bubuk mesiu. Tetapi manusia tak berdaya karena kalah banyak dengan serangga tersebut.

Banyak tanaman yang bernilai jutaan dolar akhirnya mati dan hancur begitu saja, maka dari itu tahun itu disebut juga dengan “Tahun Belalang”.

Angkatan Darat AS dipanggil dan dikerahkan untuk mendistribusikan pasokan kepada para korban, banyak dari tempat wisma yang mengaku keteteran, kalah, bahkan sampai mundur ke bagian timur.

Malapetaka yangterjadi itu terus memburu para pemukim sampai dengan beberapa tahun berikutnya. Hingga pada akhirnya belalang-belalang tersebut yang berasal dari Pegunungan Rocky musnah juga karena perubahan iklim lingkungan.