Bahaya Polusi di India Menjadi Bencan ke-2 Setelah Covid-19
Bahaya Polusi di India Bahaya Polusi di India yang diketahui sedang mengalami bencana gelombang ke-2 Covid-19 yang sangat berbahaya bagi nyawa manusia, Akan tetapi India juga di hantui Polusi yang tidak kunjung hilang.
Parah ahli dari amerika beranggapan polusi yang terjadi di India sudah lama dan kebiasaan yang menggunakan plastik membuat India tercemar akan sampah plastik yang tidak di daur ulang dan tertimbun tanah. sampah plastik yang tidak di daur ulang atau bisa di bilang tertimbun tanah sangat lama akan berdampak ekosistem dalam tanah, jadi tanah itu sudah tercemar dengan plastik.
Baru-baru ini para peneliti juga mengatakan bahwa sampah plastik juga dapat menjadi polusi udara dikota-kota, terutama di India.
Selama bertahun-tahun para peneliti telah memperhatikan dan membandingkan dengan kota-kota yangudaranya tercemar seperti beijing, China.
Data dari peneliti menyebut ada partikel klorida kecil di udara yang membantu pembentukan tetesan air, biasa hal ini terjadi dipinggir laut dikarenakan ombak atau semperotan air lau yang terhempas.
Akan tetapi di Delhi dan daerah pedalaman kota India lebih banyak memiliki partikel klorida yang diperkirakan.
Awalnya polusi ini di perkirakan berasal dari pabrik Ilegal yang berada di kota helhi, dan mengakibatkan polusi udara tercemar. Akan tetapi Fakta menunjukan hal yang lain terjadi di Delhi.
Jejak Kimiawi ini sangat cocok sekali dengan samplel pembakaran sampah plastik atau membakaran sampah rumah tangga yang mengandung plastik. Jumlah Klorida dengan sekala besar ini lah yang menjadi penyebab kejadian kabut asap yang terjadi di India waktu lalu.
The Guardian juga telah mengatakan di negara-negara yang berpenghasilan renda, sekitar 90 persen sampah pelasti berakhir dalam pembuangan sampah, ia juga menjelaskan bagai mana jika membakar plastik dengan minyak, dari sampah tersebut akan mengeluarkan asab hitam yang pekat.
Dengan menggunakan riset pembakaran sampah di seluruh dunia, Peneliti dari londonskings memperkirakan, jelaga dari pembakaran sampah plastik terbuka memiliki pemanasan global yang setara dengan 2 persen sampai 10 persen dari emisi global karbondioksidan