Inilah Sejarah Gempa dan Tsunami yang Terjadi di Palu dan Donggala
Bencana alam gempa bumi dan tsunami yang dahsyat yang mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada hari Jumat, 28 September 2018 lalu sekitar pukul 17.02 WIB bukan merupakan yang pertama kali terjadi dalam sejarah kebencanaan di daerah tersebut.
Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Sabtu, 29 September 2021 mengungkapkan bahwa Palu dan Donggala sudah seringkali mengalami gempa bumi dan tsunami.
Catatan sejarah menulis, pada tanggal 1 Desember 1927 juga gempa bumi dan tsunami pernah terjadi di Teluk Palu. Pada waktu itu, ada 14 korban jiwa tewas dan 52 orang mengalami luka-luka bisa dilihat di halaman ini https://sheersparkketoboost.com/.
Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 30 januari 1930, kejadi tersbeut terulang kembali di Pantai Barat Donggala. Tsunami pada waktu itu mencapai ketinggian hingga lebih dari 2 meter dengan durasi selama 2 menit, namun sayangnya jumlah korban jiwa tidak diketahui dalam peristiwa tersebut.
Setelah ‘diam’ hampir 58 tahun lamanya, tsunami kembali melanda tepat pada 1 Januari 1996 yang berlokasi di Selat Makassar. Tsunami mencapai ketinggian hingga 3,4 meter dan mencapai daratan sejauh 300 meter. Diketahui 9 orang meninggal dunia dan bangunan yang terdapat di daerah Bangkir, Tonggolobibi, dan Donggala rusak parah.
Setelah itu, 2 tahun berjalan pada tanggal 11 Oktober 1998, gempa kembali mengguncang Donggala. Tercatat, ratusan tempat tinggal roboh akibat gempa bumi tersebut.
Lalu pada tanggal 25 Januari 2005, gempa bumi kembali mengguncang wilayah Palu. Sebanyak 100 rumah warga rusak parah dan 1 orang mkeninggal dunia.
Selanutnya pada tanggal 17 November 2008, gempa kembali mengguncang Donggala dan Laut Sulawesi. Ratusan bangunan rumah tempat tinggal dan juga 4 korban jiwa meninggal dunia akibat perisstiwa itu.
Empat tahun selanjutnya, pada tanggal 10 Agustus 2012, di Kabupaten Roulette Sigi dan Parigi Montong diguncang gempa bumi. Terdapat 8 orang meninggal dunia akibat peristiwa bencana alam itu.
Penyebab Gempa Palu
Menurut Analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) mengungkapkan bahwa gempa besar 7,7 SR kemudian diiperbarui oleh BMKG sebesar 7,4 SR. Dipicu oleh aktivitas-aktivitas sesar Palu-Koro.
Baca Juga ↓↓↓
Waspada Bencana Masa Depan, Cara Antisipasi Jika Terjadi Bencana Besar
“Berdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempa bumi, maka peristiwa gempa bumi tersebut disebabkan oleh aktivitassesar aktif pada zona sesar Palu-Koroyang berarah ke Barat Laut-Tenggara,” demikian pernyataan resmi PVMBG.
Sedangkan kawasan daratan sekitar pusat gempa 7,4 SR itu, seperti kabupaten Donggala, disusun oleh oleh batuan berumur pra Tersier, Tersier dan Kuarter. Batuan ini sebagian telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter tersebut, menurut analisis PVMBG, pada umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated), bersifat memperkuat efek goncangan gempabumi. Sementara pakar geologi dari UGM Wahyu Wilopo mengatakan gempa yang mengguncang Palu dan Donggala hari ini kemungkinan besar memang dipicu aktivitas sesar Palu-Koro. Patahan ini, kata dia, memiliki karakter pergerakan cenderung bergeser atau bukan sesar naik seperti yang memicu gempa Lombok. “Ini sama dengan sesar semangko yang membelah Pulau Sumatera,” kata Wahyu pada Jumat malam.